Bernadya Geram Dituding Jiplak Lagu Taylor Swift: Bukan Sekadar Terjemahan!

Bernadya Geram Dituding Jiplak Lagu Taylor Swift: Bukan Sekadar Terjemahan!

Penyanyi muda berbakat, Bernadya Ribka Jayakusuma, baru-baru ini menjadi sorotan di media sosial setelah lagunya, Kata Mereka Ini Berlebihan, dituding sebagai terjemahan dari lagu August milik Taylor Swift. Tuduhan ini memicu kekesalan Bernadya, yang dengan tegas membantah bahwa karyanya hanya sekadar menjiplak atau menerjemahkan lagu musisi internasional. Melalui akun X pribadinya, penyanyi asal Surabaya ini meluapkan unek-uneknya, menegaskan bahwa proses kreatifnya jauh lebih kompleks dan orisinal.

Tuduhan Plagiarisme dan Respons Bernadya

Kontroversi bermula ketika sejumlah netizen, termasuk akun @flickereid, mengklaim bahwa lirik Kata Mereka Ini Berlebihan memiliki kemiripan dengan bagian bridge dari August milik Taylor Swift. Tak hanya itu, lagu Bernadya lainnya juga dibandingkan dengan Enough for You milik Olivia Rodrigo. “Capek-capek mikir lirik lagu terus dibilang hanya menerjemahkan dari lagu musisi luar terus tinggal bikin nadanya,” tulis Bernadya di akun X-nya, menunjukkan rasa frustrasinya atas tuduhan tersebut. Ia menegaskan bahwa meskipun beberapa karyanya memang terinspirasi dari musisi lain, ia selalu terbuka tentang referensi yang digunakan dan tidak pernah menjiplak secara langsung.

  • Platform: Akun X @bearnotber
  • Tanggal Respons: 13 Mei 2025
  • Review Media: Kontroversi ini diliput luas oleh media seperti Detikcom dan Insertlive, memicu diskusi di kalangan penggemar.

Proses Kreatif Bernadya

Bernadya, yang memulai karier solonya pada 2022 dengan single Apa Mungkin, dikenal dengan lirik-liriknya yang mendalam dan relatable, terutama bagi generasi muda. Lagu-lagunya, seperti Satu Bulan dan Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan, telah menginspirasi banyak penggemar, bahkan membantu beberapa di antaranya melewati masa sulit. Dalam wawancara sebelumnya, Bernadya mengaku bahwa ia menulis lagu berdasarkan pengalaman pribadi dan emosi yang autentik, sering kali membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menemukan kata-kata yang tepat. Inspirasi dari musisi seperti Taylor Swift, Niki, Tulus, dan Raisa memang diakuinya, tetapi ia menegaskan bahwa karyanya adalah hasil renungan dan kreativitas pribadi, bukan sekadar terjemahan.

Dampak Kontroversi di Media Sosial

Tuduhan plagiarisme ini memicu perdebatan sengit di media sosial, khususnya di kalangan penggemar Taylor Swift, yang dikenal sebagai Swifties. Sebagian netizen mendukung Bernadya, mengapresiasi kejujurannya dalam mengakui inspirasi, sementara yang lain tetap skeptis, merujuk pada kemiripan lirik sebagai bukti. Akun X seperti @Swiftpolitipops bahkan menyebut bahwa Swifties, dengan kebiasaan membedah lirik, dapat dengan mudah mengenali gaya Taylor Swift, sehingga tuduhan ini tidak mengejutkan. Namun, Bernadya mendapat banyak dukungan dari penggemarnya, yang menilai tuduhan tersebut berlebihan dan tidak menghargai proses kreatifnya.

  • Platform Diskusi: X, TikTok
  • Topik Utama: Perbandingan lirik Kata Mereka Ini Berlebihan dengan August
  • Review Media: Antara News dan Suara.com mencatat bahwa kontroversi ini memperluas diskusi tentang inspirasi versus plagiarisme di industri musik.

Inspirasi vs. Plagiarisme: Batas yang Kabur

Kontroversi ini membuka kembali diskusi tentang batas antara inspirasi dan plagiarisme di dunia musik. Bernadya sendiri mengakui bahwa inspirasi dari musisi lain adalah hal wajar dalam proses kreatif, tetapi ia menegaskan bahwa karyanya tidak sekadar menyalin. Industri musik Indonesia sebelumnya juga pernah menghadapi kasus serupa, seperti tuduhan terhadap Ahmad Dhani terkait hak cipta. Dalam konteks global, artis seperti Camila Cabello juga pernah menghadapi kritik serupa atas lagunya I Luv It, yang dianggap menyerupai karya Charli XCX. Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa tuduhan plagiarisme sering kali menjadi topik sensitif yang memerlukan analisis mendalam, bukan sekadar perbandingan permukaan.

Bagi Bernadya, kontroversi ini mungkin menjadi tantangan, tetapi juga peluang untuk menunjukkan integritasnya sebagai musisi. Dengan karier yang masih muda dan potensi besar, ia terus membuktikan bahwa lagu-lagunya mampu menyentuh hati pendengar, seperti terlihat dari kesuksesan Satu Bulan, yang telah diputar lebih dari 200 juta kali di Spotify pada 2024. Dukungan dari penggemar, termasuk mereka yang rela datang dari Bandung untuk menontonnya di High School Fest, menunjukkan bahwa Bernadya tetap memiliki tempat spesial di hati penikmat musik Indonesia. Ke depannya, transparansi dan keaslian dalam berkarya akan menjadi kunci bagi Bernadya untuk terus bersinar di tengah sorotan publik.